Nasehat Tukang Suwuk

Agghhhh,,, setan apa yang merasukimu jarwo? sehingga kau masih setia mencintai pedasaan yang sangat susah untuk mencari uang untuk kebutuhan kita, apalagi lurah kita yang apatis anti dengan saya dan teman-teman. Nasehat, teguran bahkan makianku tak mempan membuatmu luluh untuk pergi meninggalkan desa ini. Bahkan ketika aku demo berkali-kali kau pun tetap tegar mencegah, dan lagi-lagi kata-kata seperti ini yang kau ucapkan. “aku sangat mencintai desaku, dan aku yakin desaku juga mencintaiku dan pasti akan berubah menjadi lebih baik mas, suatu saat nanti, dengan kasih sayang merawat dengan penuh kesabaran, desa kita pasti akan dinilai luar biasa oleh desa tetangga dan menjadi baldatun toyyibatun wa rabbun Ghofur”. "Iiinnggggg,toiiiinngggg" terdengar suara Amin yang lantang dari depan rumah. "Opo miiinnn" saut Toing dengan nada keras pula, sambil meninggalkan acara sinetron TV yang berjudul Jarwo sang pahlawan desa. "Yuk dolan ke rumahe Tukang Suwuk" ujar Amin. "Ayookk, gasss berangkat, saya juga mau memberikan mangga ini, sebagai bentuk terimakasih atas pertolongan nya kemarin. Dan Alhamdulillah Allah mengangkat penyakit saya akibat terkilir ketika ngrayah layangan". Amin dan Toing melangkahkan kaki dengan penuh semangat serta senang hati. Di sepanjang jalan, mereka tak segan-segan menyapa masyarakat yang kebetulan berpapasan. Juga ketika ditemui batu ataupun sesuatu yang menghalangi bagi pengguna jalan, mereka menyingkirkan nya. Tibalah mereka di depan rumah Tukang Suwuk, sosok nan penuh aura bijaksana itu terlihat sedang duduk santai ditemani secangkir kopi dan rokok klintingan nya.
"Assalamualaikum Mbah". salam dari Amin dan Toing.
"Wa'alaikum salam mas Toing dan Amin. Toing sudah sembuh?" Tanya Tukang Suwuk.
"Alhamdulillah Mbah, Niki kagem njengan" Saut Toing.
"Matur nuwun ing" Jawab Tukang Suwuk.
"Lagi mikirin apa ini Mbah?" Tanya Amin.
"Iki loo, lagi mikir sebagian dari orang awam, para ustadz, da'i, tokoh tokoh nasional yang senang menghujat, caci maki, profokasi, sumpah serapah, su'udzon yang menjadikan panas nya negara kita. Tak kasih nasehat yaa untuk kalian. Memang hidup itu penuh lika liku, segala permasalahan pasti ada, akan tetapi selesaikan masalah itu dengan bijak, jangan malah mencela, caci maki, menghujat, dan tetek bengeknya. Panutan kita Nabi Muhammad itu rohmatan Lil alamin, tidak pernah caci maki, menghujat, mencela, kepada musuh apalagi sahabatnya. Nah,,,,kita yang mengaku umatnya hendaklah mencontoh perilaku panutan kita" seklumit nasehat bijak dari Tukang Suwuk kepada Toing dan Amin.
"Nggeh mbaahh, Kulo tak pamit riyen, Monggo njengan dilanjutke anggone mikir ummat, kulo mboten kuat mikir Mbah. Nek mikir utek ke njepat" ujar Toing sambil bersalaman pamit pulang. "Oalah dasar Toinggg". Pekalongan, 01 November 2018.
 

Related Posts



0 Balasan Ngopot:

Post a Comment