Hidup yang Penuh dengan Lika-liku

Hidup yang Penuh dengan Lika-liku

Malem kamis ternyata tak ada suasana yang mengasyikkan, hanya saja mencurahkan hati di sini adalah pilihan. Mengamati perasaan bagi tukang suwuk adalah rutinitas yang tak pernah terlewatkan setiap detiknya. Segala yang dilihat selalu dalam pengawasannya sampai objek lain yang bukan fokus penglihatannya menjadi tak terlihat bagai desiran debu yang terbang.

Suasana hening dengan keramaian suara jangkrik menjadi teman untuk menuliskan tulisan tanpa makna. Keheningan malam dan sisa tenaga setelah seharian beraktivitas membuat mata sepet dan riyep-riyep ingin memejamkan mata tapi hati ini belum rela jika harus menelantarkan tulisan yang belum terselesaikan.

Merefleksikan diri dengan memanjakan tubuh di atas kasur lantai menjadikan pikiran memflashback aktivitas beberapa jam sebelumnya. Pikiran bisa saja memaksa hati untuk menerima apa yang pikiran mau, tetapi garis takdir selalu membayangi di sekelilingnya.

Entah kenapa ketika tubuh digeletakkan ke kasur hati berubah pikiran, yang sebelumnya semangat menjadi lebih santai, atau bahkan berpikir sebaliknya. Itu mungkin kenapa jika ada orang yang marah disarankan untuk tidur, mungkin karena dengan tidur maka pikiran akan merefresh dengan sendirinya dan menata kembali semangat yang sudah terhamburkan.

Malam ini memang temanya agak kaku karena memang hatinya masih kaku dan belum tercairkan oleh nyamannya bacaan Alquran. Membaca Alquran mampu menyejukkan hati, menyamankan hati, merefresh pikiran yang suram, dan berjuta-juta keutamaan lainnya.

Related Posts



0 Balasan Ngopot:

Post a Comment